CILEGON – Sebanyak 1000 pelajar di antaranya siswa SD, SMP dan SMA dari 30 sekolah se-Kota Cilegon mengikuti kegiatan Jumpa Bakti Gembira (Jumbara) PMI Kota Cilegon, di panti rehabilitasi Dinas Sosial Kota Cilegon, Senin-Rabu (16-18/12/2019).
Ketua panitia Jumbara Mukhtar Ghajali mengatakan, Jumbara merupakan salah satu agenda dua tahunan yang diselenggarakan dalam rangka mengevaluasi kegiatan PMR di semua tingkatan sekolah.
“Jumbara juga merupakan ajang silaturahim, saling berbagi ilmu dan pengalaman serta menguatkan komitmen untuk meningkatkan lagi pembinaan PMR di sekolah pada tahun-tahun berikutnya,” katanya.
Dia mengatakan, melalui ajang Jumbara PMR IX PMI Kota Cilegon tahun 2019, pihaknya ingin mendorong terwujudnya sekolah siaga bencana (SSB) yang aman, sehat dan ramah. Program ini, kata dia, merupakan upaya untuk meningkatkan kapasitas dan peran sekolah dalam mendukung upaya kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana di lingkungan pendidikan.
“Program SSB diharapkan didukung serta dapat diintegrasikan dengan program yang sama di beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) di Kota Cilegon seperti BPBD, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pemadam Kebakaran, DP3AKB serta Kemenag. Dengan mengintegrasikan program-program tersebut dalam satu gerak dan langkah, diharapkan upaya mewujudkan sekolah siaga bencana akan berjalan efektif, efesien, terkoordinasi dan berkesinambungan di wilayah Kota Cilegon,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Cilegon Edi Ariadi dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekda Cilegon Sari Suryati mengatakan, pihaknya atas nama pemerintah Kota Cilegon mengapresiasi dan kegiatan yang dilaksanakan sekali dalam dua tahun ini sarat dengan manfaat bagi anak-anak kita, sebagai generasi penerus pembangunan, baik dalam konteks fisik maupun mental.
“Peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana sesuai amanat undang-undang No.24 tahun 2007, sangat dibutuhkan, baik dalam masa kesiapsiagaan, tanggap darurat maupun masa pemulihan. Hal ini dilakukan agar kegiatan penanggulangan bencana dapat dilaksanakan secara cepat, tepat, efektif dan efesien, sehingga dampak yang ditimbulkan bisa dikurangi,” tuturnya.
Sekolah, kata dia, dalam hal ini kepala sekolah, guru, pembina serta siswa merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki tanggung jawab pula untuk mewujudkan sekolah siaga bencana yang aman, sehat dan ramah. Bersama PMI dan Pemerintah, sejumlah sekolah telah membentuk palang merah remaja atau unit PMR yang selama ini telah dididik dan dibina untuk mewujudkan sekolah siaga bencana.
“Secara rutin, anggota PMR diberikan pendidikan dan pelatihan atau kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakan upaya-upaya pengurangan risiko serta tanggap darurat bencana, baik oleh pemerintah dalam hal ini BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama dan OPD terkait lainya serta oleh PMI,” ungkapnya.
Usai membuka acara kegiatan Jumbara,Sekda Cilegon Sari Suryati,Ketua PMI Cilegon Abdul Hakim Lubis bersama unsur Forkominda serta sejumlah kepala OPD melakukan penanaman pohon produktif dan melakukan tanda tangan bersama untuk mendukung program Sekolah Siaga Bencana.